News Update :

Linux: Open Source, Para Ilmuwan, dan Google Sang 'Juru Selamat'

Search Engine Google disokong sepenuhnya oleh linux, seperti yang pernah dilaporkan oleh detikinet. Google juga sudah menyerahkan puluhan juta baris kode pada komunitas open source, seperti dibahas di detikinet.

Open Source menjanjikan kontinuitas pengembangan software 'vendor independent'. Pengembangan Software hanya dibatasi oleh kreativitas developer.

Linux adalah platform standar untuk riset komputasi, baik komputasi murni, fisika, kimia, biologi/bioinformatika, matematika, atau lainnya. Platform Unix-like yang scientific, namun cost-friendly, itulah yang menyebabkan linux disukai oleh ilmuwan/akademisi di Universitas.

Pada umumnya, publikasi ilmiah serius dalam bidang komputasi 'hard core' adalah penelitian yang berjalan pada platform linux. Contohnya pada bioinformatika, chemoinformatics, dan komputasi fisika, penggunaan Linux adalah standar di bidang studi tersebut.

Linux memungkinkan pengolahan data genome/proteome dalam jumlah besar, di sistem cluster, dengan price/performance ratio yang paling baik. Bisa lakukan riset, tanpa harus tergantung pengembangan software dari vendor. Independensi ini sangat penting, agar riset bisa berjalan secara kontinu.

Larry Page dan Sergey Brin, founder Google, adalah Mahasiswa PhD Computer Science Stanford yang sedang On-leave, Eric Schmidt, CEO Google (yang akan diganti oleh Larry Page) adalah Profesor IT di Stanford. Mereka adalah Linux User sejak awal-awal kuliah (Schmidt mungkin sudah dari awal familiar dengan Unix).

Hal ini membuktikan, bahwa memang Linux sudah sangat familiar dengan dunia akademis dari sejak awal. Jauh sebelum Google menjadi perusahaan besar, Brin dan Page sudah mempublikasi penelitian mereka mengenai search engine pada publikasi ilmiah yang peer-reviewed. Mereka, para computer scientist di Stanford, adalah para Linux 'die harder'.

Untuk membuktikan komitmen kami pada platform Linux dan Open source, tulisan ini sengaja kami tulis pada pengolah kata Open Office Writer 3.2, yang dirunning pada OS Fedora Linux 13, disinkronisasikan dengan Google docs. Mendukung Linux dan Open Source memang harus dibuktikan dalam tindakan, dan ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil.


Google sendiri sudah mempersiapkan Chrome OS, yang sekarang masih berada di versi beta. Namun, rilisnya ternyata ditunda sampai pertengahan tahun 2011 ini, seperti yang diberitakan oleh detikinet.

Chrome OS adalah sistem operasi berbasis Web, yang tetap menggunakan kernel monolithic Linux. Chrome OS dikembangkan dari proyek open source 'Chromium OS'.

Berbeda dengan MacOSX dan Windows 7, Chrome OS adalah sistem operasi yang berjalan secara penuh pada lingkungan 'cloud', alias membutuhkan koneksi internet untuk pengoperasiannya.

Sampai sekarang, Google masih melakukan pengujian terhadap Chrome OS, dengan membagikan prototip notebook cr-48 kepada beta tester di Amerika Serikat. Diharapkan, sewaktu 'launching' pada pertengahan tahun ini, Chrome OS akan langsung mendapatkan dukungan dari vendor hardware terkemuka, seperti Acer, Intel, Dell, Lenovo, Toshiba, dan lainnya.

Saya percaya, bahwa membaiknya infrastruktur internet di tanah air, akan sangat mendukung bagi kemunculan Chrome OS, yang sepenuhnya 'cloud based OS'. Chrome OS akan menjadikan Linux sebagai sistem operasi yang lebih mainstream, tanpa membawa brand linux itu sendiri.

Ini memang salah satu strategi branding dari Google, yaitu 'seakan' memisahkan Linux dari Chrome OS, supaya end user tertarik. Diharapkan, strategi branding Google ini akan sukses dalam melepaskan 'stigma' linux sebagai platform para 'kutu buku', dan menjadikannya langsung bersaing di pasar consumer retail, dan berhadapan langsung dengan Apple.

Google bisa disebut sebagai 'juru selamat' bagi Linux.

Menurut situs top500, lebih dari 90 persen komputer super di dunia ini menggunakan sistem operasi Linux. Berarti, di bidang 'hard core computing', memang Linux masih mendominasi.

Hal ini diramalkan tidak akan berubah banyak pada 2011, sehingga Linux tetap akan menjadi 'kaisar' bagi OS komputer super. User installed based linux yang tidak sebesar Windows dan MacOSX bukan berarti pengaruhnya tidak sebesar mereka.

Search Engine Google, Internet Server, portal scientific, disokong oleh Linux semua. Dalam kasus ini, kuantitas sama sekali tidak mencerminkan bagaimana kualitas dan pengaruh linux sesungguhnya di dunia IT.

Linux itu seperti 'Pasukan Komando', yang jumlahnya terbatas, namun memiliki peran sangat kunci dalam menyelesaikan suatu 'misi'. Nah, salah satu 'misi khusus' tersebut adalah menjadi backbone bagi dunia riset dan akademis di Universitas.

Sukar membayangkan suatu riset IT yang bisa berjalan tanpa Linux sama sekali. Dunia Akademis memerlukan sistem operasi yang menyediakan price-performace ratio terbaik, dan Open Source. Itu semua bisa diberikan oleh Linux. (igos.or.id)

Artikel Terkait Linux ,News ,OS

Share this Article on :
 

© Copyright UANG DOWNLOAD 2011-2013 | Design by Investasi Dari Sofa Rumah | Template by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.